Bergabung dengan sebuah kelompok
merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan.
Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang
merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan
tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
1)
Kedekatan
a)
Kedekatan geografis tempat tinggal.
Pengaruh tingkat kedekatan, atau
kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok
tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di
sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.
Kelompok tersusun atas
individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis
antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan
bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan
bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi,
kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap
terbentuknya kelompok pertemanan.
b)
Kedekatan daerah asal
Ketika seseorang merantau ke suatu
tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama merantau dan berasal dari daerah
yang sama, maka orang tersebut merasa ada ikatan batin, meskipun semula belum
saling mengenal ketika masih di daerah asal.
2)
Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak
hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara
anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan
dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud
adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau
karakter-karakter personal lain.
·
Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain :
1) Kesamaan kepentingan
Dengan adanya dasar utama adalah
kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja sama demi mencapai
kepentingan yang sama tersebut.
2)
Kesamaan keturunan
Ikatan darah atau keturunan yang
sama merupakan dasar dan ikatan persaudaraan yang paling kuat. Keberadaan ini
dipertahankan melalui perkawinan hingga membentuk suatu ikatan keluarga besar .
3)
Kesamaan nasib
Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/
profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang mewadahinya untuk
meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya. Contohnya :
Munculnya rasa senasib di daerah perantauan telah memperkuat ikatan dalam
kelompok social.
Selain itu, pengelompokan manusia
juga di latarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Keyakinan bersama akan perlunya
pengelompokkan
2. Harapan anggota kelompok
3. Ideologi yang mengikat seluruh
anggota
4. Setiap kelompok sadar bahwa dia
merupakan bagian dari kelompoknya
5. Adanya timbal balik antara anggota
yang satu dan lainnya
6. Adanya suatu faktor yang dimiliki
bersama sehingga hubungan anggota bertambah erat. B.TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL
1. Kelompok sosial yang teratur:
Dapat kita sebut sebagai sebuah kelompok yang sengaja dibuat serta memiliki
aturan-aturan yang tegas didalamnya. salah satu ciri-cirinya adalah
memiliki program kegiaan yang terus menerus dalam pencapaian tujuan yang jelas.
Dibagi atas:
- In group dan Outgroup:
- In group Kelompok sosial dimana individu mengindentifikasi dirinya sendiri.
- Outgroup : Diindentifikasi oleh individu sebagai lawan dr in group.
- Kelompok primer dan sekunder:
- Kelompok Primer : Kelompok dimana para individu saling mngenal satu sama lain dan berinteraksi secara pribadi serta sifat interaksi nya bersifat tatap muka ( karyawan dalam suatu perusahaan ).
- Kelompok Sekunder: Merupakan kebalikan dari kelompok primer, yang dimana hubungan sosial diantaranya tidak begitu baik atau langgeng.
- Paguyuban dan petembayan:
- Paguyuban: Merupakan kelompok yang iktannya berupa ikatan batin memiliki sifat yang ilmiah dan kekal Contoh: hubungan antar suku atau ras.
- Patembayan: Suatu hubungan kelompok yang bersifat kontraktual atau berdasarkan perjanjian. Contoh: Perjanjian suatu perusahaan.
- Formal dan informal:perbedaan di keduanya adalah pada letak penyusunan koordinasi kelompok, seperti ketua, wakil, sekretaris, dll. Formal memiliki koordinasi tersebut sedangkan informal tidak.
- Membership group dan reference group:
- Membership group: Suatu individu secara fisik menjadi kelompok tersebut,
- Reference group: Individu tidak tercatat secara fisik dalam suatu anggota atau kelompok untuk membentuk kepribadian setiap anggota yang terdaftar secara fisik. Contohnya fans klub.
- Kelompok Okupasional dan Volunteer
- Kelompok Okupasional : kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis.
- Contoh dari kelompok okupasional adalah kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, Ikatan Dokter Gigi Indonesia, dan lain-lain.
- Kelompok Volunteer : kelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama, namun tidak mendapatkan atensi dari masyrakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.
- Contoh dari kelompok volunteer adalah organisasi-organisasi bernafaskan budaya atau agama seperti Front Pembela Islam atau yang biasa kita sebut dengan FPI.
2. Kelompok sosial tidak teratur:
Merupakan kebalikan dari kelompok
sosial yang teratur. Pembentukannya tidak melalui
rencana atau tidak adanya aturan yang kuat atau tegas didalamnya. Macam
kelompok yang tidak teratur adalah:
- Crowd ( kerumunan ): dari namanya kita bisa menarik suatu hipotesis bahwa kerumunan terjadi secara spontan. Jika dijelaskan secara formal, crowd adalah keadaan dimana individu-individu berkumpul secara bersama disuatu tempat yang sama secara bersamaan.
Klasifikasi
Kelompok Sosial
1. Klasifikasi Berdasarkan Cara
Terbentuknya
- Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu :
ü Tidak
direncanakan
ü Tidak
terorganisir
ü Tidak
ada interaksi secara terus menerus
ü Tidak
ada kesadaran berkelompok
ü Kehadiranya
tidak konstan
Kelompok semu dibagi menjadi tiga
yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.
I.
Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :
a. Formal audiency / pendengar formal
Contoh: orang-orang mendengarkan
khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
b. Inconvenient Causal Crowds adalah: Kerumunan yang
sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang
sama, contoh : orang antri tiket kereta api.
c. Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena
suasana panik.
Contoh: Kerumunan orang-orang panic
akan menyelamatkan diri dari bahaya.
d. Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang
terbentuk karena ingin menyaksikan peristiwa tertentu.
Contoh: Kerumunan penonton
atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
e. Lawless Crowds adalah kerumunan yang tidak tunduk pada
pemerintah, contoh : aksi demo.
f. Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak
bermoral, contoh : kerumunan orang yang minum-minuman keras.
II. Massa
Massa
merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan,
tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan. Contoh : mendatangi
gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
III. Publik,
Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan
massa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat
yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh
alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan
lain-lain.
- Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
I.
Kelompok Statistical Group
Kelompok
statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial
dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di
sebuah kecamatan.
II. Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis,
seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada
kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
III. Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok
sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena
adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau
kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi
dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman
sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
IV. Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan
memiliki struktur formal (kepengurusan).
Ciri-cirh kelompok asosiasi :
1.
Direncanakan
2.
Terorganisir
3. Ada
interaksi terus menerus
4. Ada
kesadaran kelompok
5.
Kehadirannya konstan
2. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan
Solidaritas Antara anggota
Istilah ini dipopulerkan oleh
seorang sosiolog yang bernama Emile Durkheim.
a. Solidaritas Mekanik
Solidaritas
mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan
diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja
diantara para anggota kelompok.
b. Solidaritas Organik
Solidaritas organik adalah
solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal
pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan
antar anggota.
3. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan
Erat Longgarnya Ikatan dalam Kelompok.
Klasifikasi ini diperkenalkan oleh
Ferdinand Tonnies
a. Gemeinschaft / paguyuban
Merupakan kelompok sosial yang
anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan
kekal.
Ferdinand Thonies membagi menajdi 3
bagian :
² Gemeinschaff
by blood: Paguyuban karena adanya ikatan darah.
Contoh
: kerabat, klien
² Gemeinschaft
of place: Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.
² Gemeinschaft
of mind: Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.
Contoh
: kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)
b. Gesselschaft / patembayan
Merupakan
ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat
mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang,
organisasi dalam sebuah pabrik.
4. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan
Indentifikasi Diri
a. In-Group
In
group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang lain dalam
suatu kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat kuat sehingga
membentuk suatu perilaku – perilaku sosial tertentu seperti : Solidaritas,
kesediaan berkorban, kerja sama, konformitas, obediance, dll.
b. Out-Group
Out
group : Out-side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari kehidupan
kelompok. Out-group feeling selalu ditandai munculnya perilaku antogonistik dan
antipati. Sehingga muncul gejala prejudiace, phttps://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4477525960684852928#editor/target=post;postID=3916428163857201376aranoid, etnocentristic, non
koperatif, lalai, dan sebagainya.
5. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan
Kualitas Hubungan diantara Para Anggotanya.
a. Kelompok Primer
Merupakan
suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan
bersifat informal. Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman
sepermainan.
b. Kelompok Sekunder
Kelompok
Sekunder adalah kelompok sosial yang terbentuk karena Merupakan hubungan antar
anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat. Contoh
: sekolah, PGRI
6. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan
Pencapaian Tujuan
a. Kelompok Formal
Merupakan
kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat
untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
b. Kelompok Informal.
Merupakan
kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan
memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.Contoh : anggota OSIS
gambar:
http://fitriayuyulyanti.blogspot.co.id/2015/07/faktor-pembentuk-kelompok-sosial.html
http://tuankuchaniago.blogspot.co.id/2015/02/tipe-tipe-kelompok-sosial.html
gambar:
http://fitriayuyulyanti.blogspot.co.id/2015/07/faktor-pembentuk-kelompok-sosial.html
http://tuankuchaniago.blogspot.co.id/2015/02/tipe-tipe-kelompok-sosial.html
azizah
BalasHapus