Rabu, 06 Desember 2017

kelompok sosial

A.    FAKTOR PEMBENTUK KELOMPOK SOSIAL
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
1)      Kedekatan
a)      Kedekatan geografis tempat tinggal.
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.
Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
b)     Kedekatan daerah asal
Ketika seseorang merantau ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada ikatan batin, meskipun semula belum saling mengenal ketika masih di daerah asal.
2)      Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain.
·         Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain :
1)    Kesamaan kepentingan
Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.
2)      Kesamaan keturunan
Ikatan darah atau keturunan yang sama merupakan dasar dan ikatan persaudaraan yang paling kuat. Keberadaan ini dipertahankan melalui perkawinan hingga membentuk suatu ikatan keluarga besar .
3)      Kesamaan nasib
Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya. Contohnya : Munculnya rasa senasib di daerah perantauan telah memperkuat ikatan dalam kelompok social.
Selain itu, pengelompokan manusia juga di latarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1.      Keyakinan bersama akan perlunya pengelompokkan
2.      Harapan anggota kelompok
3.      Ideologi yang mengikat seluruh anggota
4.      Setiap kelompok sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompoknya
5.      Adanya timbal balik antara anggota yang satu dan lainnya
                  6.      Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan anggota bertambah erat. 


B.TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL


1. Kelompok sosial yang teratur:
Dapat kita sebut sebagai sebuah kelompok yang sengaja dibuat serta memiliki aturan-aturan yang tegas didalamnya. salah satu ciri-cirinya adalah memiliki program kegiaan yang terus menerus dalam pencapaian tujuan yang jelas. Dibagi atas:
  • In group dan Outgroup: 
    • In group Kelompok sosial dimana individu mengindentifikasi dirinya sendiri. 
    • Outgroup : Diindentifikasi oleh individu sebagai lawan dr in group.
  • Kelompok primer dan sekunder:  
    • Kelompok Primer : Kelompok dimana para individu saling mngenal satu sama lain dan berinteraksi secara pribadi serta sifat interaksi nya bersifat tatap muka ( karyawan dalam suatu perusahaan ). 
    • Kelompok Sekunder: Merupakan kebalikan dari kelompok primer, yang dimana hubungan sosial diantaranya tidak begitu baik atau langgeng.
  • Paguyuban dan petembayan:  
    • Paguyuban: Merupakan kelompok yang iktannya berupa ikatan batin memiliki sifat yang ilmiah dan kekal Contoh: hubungan antar suku atau ras. 
    • Patembayan: Suatu hubungan kelompok yang bersifat kontraktual atau berdasarkan perjanjian. Contoh: Perjanjian suatu perusahaan.
  • Formal dan informal:perbedaan di keduanya adalah pada letak penyusunan koordinasi kelompok, seperti ketua, wakil, sekretaris, dll. Formal memiliki koordinasi tersebut sedangkan informal tidak.
  • Membership group dan reference group: 
    • Membership group: Suatu individu secara fisik menjadi kelompok tersebut, 
    • Reference group:  Individu tidak tercatat secara fisik dalam suatu anggota atau kelompok untuk membentuk kepribadian setiap anggota yang terdaftar secara fisik. Contohnya fans klub.
  • Kelompok Okupasional dan Volunteer
    • Kelompok Okupasional : kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis.
    • Contoh dari kelompok okupasional adalah kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, Ikatan Dokter Gigi Indonesia, dan lain-lain.
    • Kelompok Volunteer : kelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama, namun tidak mendapatkan atensi dari masyrakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.
    •  Contoh dari kelompok volunteer adalah organisasi-organisasi bernafaskan budaya atau agama seperti Front Pembela Islam atau yang biasa kita sebut dengan FPI.
2. Kelompok sosial tidak teratur:
Merupakan kebalikan dari kelompok sosial yang teratur. Pembentukannya tidak melalui rencana atau tidak adanya aturan yang kuat atau tegas didalamnya. Macam kelompok yang tidak teratur adalah:
  • Crowd ( kerumunan ): dari namanya kita bisa menarik suatu hipotesis bahwa kerumunan terjadi secara spontan. Jika dijelaskan secara formal, crowd adalah keadaan dimana individu-individu berkumpul secara bersama disuatu tempat yang sama secara bersamaan.
Klasifikasi Kelompok Sosial
1. Klasifikasi Berdasarkan Cara Terbentuknya
  1. Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan   
Ciri-ciri kelompok semu :
ü  Tidak direncanakan
ü  Tidak terorganisir
ü  Tidak ada interaksi secara terus menerus
ü  Tidak ada kesadaran berkelompok
ü  Kehadiranya tidak konstan
Kelompok semu dibagi menjadi tiga yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.
                       I.      Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :
a.       Formal audiency / pendengar formal
Contoh: orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
b.      Inconvenient Causal Crowds  adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket kereta api.
c.       Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana panik.
Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
d.      Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena ingin menyaksikan peristiwa tertentu.
 Contoh: Kerumunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
e.       Lawless Crowds adalah  kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah, contoh : aksi demo.
f.       Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh : kerumunan orang yang minum-minuman keras.
                    II.      Massa
Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan. Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
                   III.     Publik,
            Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.
  1. Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
                     I.        Kelompok Statistical Group
Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
                   II.        Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
            Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
                III.        Kelompok sosial / social groups
            Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
                IV.        Kelompok asosiasi / associational group
            Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).
Ciri-cirh kelompok asosiasi :
1.      Direncanakan
2.       Terorganisir
3.      Ada interaksi terus menerus
4.      Ada kesadaran kelompok
5.      Kehadirannya konstan
2. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antara anggota
Istilah ini dipopulerkan oleh seorang sosiolog yang bernama Emile Durkheim.
a.       Solidaritas Mekanik
Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja diantara para anggota kelompok.
b.      Solidaritas Organik
Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antar anggota.
3. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Erat Longgarnya Ikatan dalam Kelompok.
Klasifikasi ini diperkenalkan oleh Ferdinand Tonnies
a.       Gemeinschaft / paguyuban
            Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal.
Ferdinand Thonies membagi menajdi 3 bagian :
²  Gemeinschaff by blood: Paguyuban karena adanya ikatan darah.
Contoh : kerabat, klien
²  Gemeinschaft of place: Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.
²  Gemeinschaft of mind: Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.
Contoh : kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)
b.      Gesselschaft / patembayan
Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
4. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Indentifikasi Diri
a.       In-Group
In group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang lain dalam suatu kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat kuat sehingga membentuk suatu perilaku – perilaku sosial tertentu seperti : Solidaritas, kesediaan berkorban, kerja sama, konformitas, obediance, dll.
b.      Out-Group
Out group : Out-side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari kehidupan kelompok. Out-group feeling selalu ditandai munculnya perilaku antogonistik dan antipati. Sehingga muncul gejala prejudiace, phttps://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4477525960684852928#editor/target=post;postID=3916428163857201376aranoid, etnocentristic, non koperatif, lalai, dan sebagainya.
5. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Kualitas Hubungan diantara Para Anggotanya.
a.       Kelompok Primer
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal. Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.
b.      Kelompok Sekunder
Kelompok Sekunder adalah kelompok sosial yang terbentuk karena Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat. Contoh : sekolah, PGRI
6. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Pencapaian Tujuan
a.       Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
b.      Kelompok Informal.
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.Contoh : anggota OSIS

gambar:









http://fitriayuyulyanti.blogspot.co.id/2015/07/faktor-pembentuk-kelompok-sosial.html
http://tuankuchaniago.blogspot.co.id/2015/02/tipe-tipe-kelompok-sosial.html

1 komentar:

Analisis kasus korupsi e-KTP

Analisis Kasus Korupsi E-KTP Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah Anti Korupsi Disusun oleh: ...